Baby Hello Kitty VIVIN BLOG: Cerpen

Jumat, 16 Mei 2014

Cerpen


^SEBATAS LIRIK LAGU^


“Ah… aku bisa gila.. aku bisa gila!”ucapku sendiri seraya memegangi kepalaku. Kenapa wajah pria itu selalu menghantuiku. Senyumnya, kenapa senyumnya ada di mana-mana. Ada apa denganku? Aku tak habis pikir, mengapa aku selalu mikirkannya. Ah, kenapa aku harus bertemu dengannya?

Aku mengaguminya dari kejauhan. Melihat dia yang tertawa lepas dengan teman-temannya. Seakan ku terhipnotis pada pandangan pertama. Perasaan ini semakin menjadi-jadi saat dia berjalan mendekat. Aku tak yakin dia akan berjalan ke arahku. Namun dugaanku salah, dia mendekat dan berbisik memberi satu pertanyaan untukku. Sepertinya dia ingin lebih mengenal aku, dan aku pun sama.

Seiring berjalannya waktu, hubunganku dan dia semakin dekat. Sepertinya aku memiliki perasaan lebih untuknya. Entahlah perasaan apa itu. Aku tak mengerti. Yang jelas aku sangat takut kehilangannya dan aku berharap aku akan menjadi seseorang yang special untuknya. Yang membuatku lebih bahagia saat ku tau bahwa dia adalah kakak kelasku. Kita semakin dekat, bahkan dia memanggilku “Tikus Merangkak” aku pun membalas panggilan itu dengan panggilan “Monyet Dekil”. Lucu memang panggilan itu :D aneh pula. Tapi aku suka panggilan itu. Panggilan itu adalah panggilan terindah untukku.

Semua nya berawal pada hari ini. Tepat tanggal 28 September 2013, tepat hari dimana aku dilahirkan di dunia ini. Umurku semakin dewasa dan semakin mendekati kematian. Namun aku sangat bersyukur, di umur ku yang ke 15 tahun ini, masi banyak orang-orang yang menyayangiku. Kasih sayang keluargaku, kasih sayang Sahabat-sahabatku dan adanya dia yang semakin melengkapi kebahagiaanku di hari ini. Aku sangat berharap hari ini akan menjadi hari yang sangat mengesankan untukku. Aku harap orang yang aku sayang akan ada di hari ini.

Semuanya memang benar. Hari ini hari bahagia untukku. Bahkan hari ini tak akan bisa aku lupakan. Saat sahabatku memberiku kejutan dan menyanyikan lagu ulang tahun untukku saat itu lah aku merasa sangat bahagia. Aku tertawa lepas seakan-akan tak memiliki satu beban pun. Melihat kebahagiaan, keceriaan, dan senyuman yang sangat manis terpancar dari wajah sahabat-sahabatku. Aku pun berharap dia datang dan ikut memberikanku kejutan.

“Dia? Dimana dia? Nyekil dimana? Mengapa ku tak melihat senyum indahnya dibalik senyum-senyum indah sahabat-sahabatku?” ku bergerak mencari senyuman itu. Salah satu sahabatku menjulurkan tangannya dan memberikan sepucuk surat untukku. Perlahan aku membuka surat itu dengan perasaan harap yang sangat besar. Disitu tertuliskan nama nya yang sangat indah. Namun disitu pula dia menuliskan bahwa dia tidak bisa memberiku kejutan karena ada kepentingan lain yang lebih penting. Senyum itu seakan luntur. Rasa kecewa seketika melanda hatiku. Senyum-senyum ini seakan tak berharga dan tak berarti.

Aku berjalan keluar. Dengan berat hati, ku langkahkan kaki ini. Langkah dan pikiranku seakan tak menyatu. Ku berharap di seberang jalan sana dia tersenyum manis untukku. Aku tak berharap lebih. Aku hanya ingin dia disini. Hanya itu!. Namun semua itu hanya angan-angan kosongku.

 “Sov!” sepertinya aku mendengar seseorang memanggilku dari kejauhan. Namun ku tak yakin suara itu benar-benar untukku. Ku teruskan perjalanan ini dengan hati yang tak menentu. Namun untuk yang kedua kalinya suara itu terdengar lagi. Bahkan lebih jelas. Ku tolehkan kepala ini dan mataku terbelalak. Jantungku berdetak begitu kencang. Ku melihat di seberang jalan sana ada seorang lelaki yang menorehkan senyum manis untukku. Ternyata lelaki itu dia. Lelaki itu Nyekil. Dia melambaikan tangan nya seakan-akan dia tak ingin aku pergi. Dia berlari menyeberang dengan nafas yang amat tergesa-gesa.

Ku tak menyangka, dia berdiri di hadapanku dan ini benar-benar nyata. Senyum itu benar-benar ada. “Selamat Ulang tahun tikus merangkak” dia lontarkan kalimat manis itu dari mulutnya dangan nafas nya yang masih tergesa-gesa. “Maafkan aku. Maaf karna aku telat datang hari ini sov. Kamu jangan sedih. Aku pasti datang. Itu pasti, aku tak akan pernah membuatmu kecewa.” Mendengar kalimat itu seakan rasa kecewa ku yang amat besar itu hilang. Aku melihat senyum yang tulus dari dirinya. Rasa kecewa itu berubah seketika menjadi perasaan bahagia. Dia memberikanku kejutan dan menyanyikan satu lagu untukku. Masih teringat jelas lirik lagu itu. Lirik lagu itu ..

“Ku cinta kau saat ini, lebih dari hari yang kemarin.

Dan akan ku berikan lebih dan lebih sampai akhir hayat nanti”

Lirik itu masih teringat jelas. Bahkan tak sedikitpun aku lupa. Namun dari sepenggal lirik itu, timbul satu pertanyaan dibenakku. “Apa maksud lirik lagu itu? Berartikah lagu itu untuknya?” anganku semakin berharap. Apakah aku berarti untuknya? Apa arti diriku untuknya? Kadang ku merasa kita teman, lebih dari teman, dan kadang bukan siapa-siapa untuknya.

“Ah. Harapan apa lagi ini? Hanya harapan kosong!” teriakan yang seakan memberontak dari dalam diriku. Akankah dia memiliki perasaan yang sama denganku? Aku harap jawabannya adalah Iya.

Ku berjalan menghampirinya yang sedang berdiri di tengah lapangan. Ku kumpulkan keberanianku untuk menanyakan maksud lirik lagu itu. Jantungku berdegup kencang. Sangat kencang hingga tetesan air mengalir di tubuhku. Seakan ada dorongan besar dari dalam diriku agar aku berani menghampirinya. Ku langkahkan kaki ini perlahan. Sambil ku mengarang kalimat-kalimat indah untuk ku tanyakan nanti. Namun saat langkah ini sampai pada setengah jalan, dari arah seberang terlihat seorang wanita berlari kearahnya dan memeluknya dengan erat. Aku tercengang. “siapa dia? Siapa wanita itu?” tubuhku bergetar. Dengan Perasaan yang sangat kacau ku lanjutkan langkah ini. Dengan suara yang tegas, dia memperkenalkan wainita itu kepadaku.

“assalamualaikum sovi, kenalkan dia pacarku. Orang yang sangat aku sayang.”

Mendengar kalimat itu terlontar dari mulutnya, perasaanku semakin hancur. Ku berlari menjauh dari mereka. Sekuat tenaga aku berlari. Secepat itu pula air mataku menetes membasahi pipiku. Tanganku bergetar saat ku membaca surat darinya. “Apa ini arti dari semuanya? Apa benar selama ini ku tak berarti sedikitpun untukmu?. Semua pertanyaanku terjawab sudah. Dan lagu itu hanya SEBATAS LIRIK LAGU YANG TAK BERARTI APA-APA.

Dwi Rahayu Novianti~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar